Tangga lifter atau aerial work platform (AWP) merupakan alat bantu yang sangat penting dalam pekerjaan yang membutuhkan akses ke ketinggian, seperti perawatan gedung, konstruksi, pergudangan, hingga pemasangan instalasi listrik. Meskipun alat ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan kerja, banyak kecelakaan tetap terjadi karena kesalahan penggunaan tangga lifter. Pemahaman terhadap kesalahan umum ini sangat penting agar risiko cedera maupun kerusakan dapat diminimalkan.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum saat menggunakan tangga lifter yang perlu diketahui dan dihindari:
1. Tidak Melakukan Pemeriksaan Sebelum Penggunaan
Salah satu kesalahan paling mendasar adalah mengabaikan pemeriksaan kondisi tangga lifter sebelum digunakan. Banyak operator langsung menggunakan alat tanpa mengecek bagian-bagian penting seperti sistem hidrolik, baterai, kontrol, dan struktur mekanis. Padahal, pemeriksaan awal sangat penting untuk memastikan bahwa alat dalam kondisi baik dan layak pakai.
Beberapa aspek penting yang harus diperiksa meliputi:
-
Kondisi ban atau roda
-
Tekanan oli hidrolik
-
Fungsi tombol naik-turun
-
Kestabilan platform
-
Indikator overload atau sensor kemiringan
Kesalahan ini bisa berujung pada kerusakan alat saat digunakan atau bahkan menyebabkan kecelakaan kerja yang serius.
2. Mengoperasikan Tanpa Pelatihan
Tangga lifter bukanlah alat yang dapat digunakan sembarangan oleh siapa saja. Dibutuhkan pelatihan khusus dan sertifikasi agar operator memahami prosedur pengoperasian yang benar, termasuk pengenalan risiko dan cara mengatasinya. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang mempercayakan pengoperasian alat ini kepada pekerja yang belum terlatih, hanya karena mereka dianggap “sudah terbiasa bekerja di ketinggian”.
Penggunaan oleh operator tanpa pelatihan bisa menyebabkan:
-
Salah penggunaan kontrol
-
Tidak memahami batas beban maksimal
-
Gagal dalam menstabilkan alat
-
Tidak tahu prosedur darurat
3. Melebihi Kapasitas Beban
Tangga lifter memiliki batas kapasitas beban tertentu yang harus dipatuhi. Namun, banyak operator mengabaikan batas tersebut dengan membawa beban berlebih, baik berupa barang, alat kerja, maupun orang.
Kelebihan beban dapat menyebabkan:
-
Ketidakseimbangan pada platform
-
Kerusakan sistem hidrolik
-
Resiko robohnya tangga lifter
Operator harus selalu memeriksa kapasitas maksimum yang tertera di spesifikasi alat dan memastikan tidak melebihi batas tersebut.
4. Menggunakan di Permukaan yang Tidak Stabil
Tangga lifter dirancang untuk digunakan pada permukaan yang rata dan stabil. Menggunakannya di atas tanah yang miring, berlubang, atau tidak keras dapat menyebabkan alat menjadi tidak seimbang dan berisiko terguling.
Kesalahan ini sering terjadi ketika pekerjaan harus dilakukan di area luar ruangan atau konstruksi, di mana permukaan tanah belum diratakan. Beberapa operator tetap memaksakan penggunaan, dengan alasan mengejar target waktu, tanpa mempertimbangkan keselamatan.
Solusinya adalah menggunakan penyangga tambahan atau stabilizer, atau memindahkan alat ke area yang lebih aman.
5. Tidak Mengunci Roda atau Mengaktifkan Rem
Banyak kecelakaan terjadi karena operator lupa mengunci roda atau mengaktifkan rem sebelum menaiki platform. Akibatnya, tangga lifter bisa bergeser atau bergerak saat digunakan, terutama saat ada getaran atau angin kencang.
Kebiasaan buruk ini bisa dihindari dengan menerapkan checklist pengamanan sebelum pengoperasian, yang mencakup pengecekan rem, roda, dan posisi alat.
6. Menggunakan Saat Cuaca Ekstrem
Beberapa operator tetap nekat menggunakan tangga lifter saat cuaca tidak mendukung, seperti hujan deras, angin kencang, atau bahkan saat petir. Padahal, kondisi cuaca ekstrem sangat berbahaya bagi pekerjaan di ketinggian.
Tangga lifter yang digunakan dalam kondisi angin kencang sangat berisiko roboh, terutama tipe boom lift atau scissor lift yang memiliki bidang permukaan besar. Selain itu, air hujan bisa menyebabkan sistem elektrik menjadi konslet atau permukaan platform menjadi licin.
Sebaiknya pekerjaan ditunda jika cuaca tidak memungkinkan, demi keselamatan operator.
7. Tidak Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
APD seperti helm keselamatan, sabuk pengaman (safety harness), dan sepatu anti slip sangat penting saat bekerja dengan tangga lifter. Namun, karena merasa “sudah aman” di atas platform, banyak operator mengabaikan penggunaan APD.
Padahal, meskipun platform tampak stabil, risiko tergelincir atau kehilangan keseimbangan tetap ada. Penggunaan harness yang terikat pada titik jangkar dapat menyelamatkan nyawa jika terjadi kecelakaan.
8. Menggunakan Tangga atau Alat Tambahan di Atas Platform
Ini adalah kesalahan yang sangat fatal namun masih sering ditemukan: menggunakan tangga tambahan di atas platform tangga lifter untuk menambah ketinggian. Tindakan ini sangat berbahaya karena mengurangi keseimbangan dan meningkatkan risiko terjatuh.
Jika ketinggian platform tidak mencukupi, solusi yang benar adalah menggunakan tangga lifter dengan jangkauan lebih tinggi, bukan menambah alat tambahan di atasnya.
9. Mengabaikan Instruksi Pabrik
Setiap jenis dan merek tangga lifter memiliki manual penggunaannya masing-masing. Operator yang mengabaikan atau tidak membaca buku panduan dapat salah dalam menggunakan alat, seperti memilih kecepatan naik-turun yang salah, posisi platform yang tidak tepat, atau lupa menggunakan fitur keselamatan tertentu.
Instruksi pabrik dirancang untuk menjamin keamanan dan efisiensi, sehingga penting untuk selalu membacanya sebelum menggunakan alat baru.
10. Tidak Melakukan Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala sering kali diabaikan karena dianggap memakan waktu atau biaya. Padahal, tangga lifter yang tidak dirawat dengan baik sangat rentan mengalami kerusakan mendadak, bahkan saat sedang digunakan di ketinggian.
Perawatan mencakup:
-
Pemeriksaan sistem hidrolik
-
Penggantian oli
-
Kalibrasi sensor
-
Pengecekan rem dan roda
-
Perbaikan kabel kontrol
Dengan perawatan yang teratur, alat akan lebih awet dan risiko kecelakaan dapat ditekan.
Tangga lifter merupakan solusi praktis untuk bekerja di ketinggian, namun penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai prosedur keselamatan. Kesalahan umum seperti tidak memeriksa alat, menggunakan tanpa pelatihan, atau mengabaikan beban maksimum dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, kesadaran, pelatihan, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan harus menjadi prioritas utama setiap pengguna alat ini.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif bagi semua pihak.





